Minggu, 22 Februari 2015

Profil beberapa karakter Assasins Creed

Profil beberapa Karakter Assassin's Creed 

           dalam kesempatan kali ini Adios-amigos akan menayangkan karakter-karakter yang terkenal di dalam seri game Assasins Creed. Berikut penjelasannya :



1. Ezio Auditore da Firenze
Ezio adalah karakter paling terkenal dan favorit dari semua karakter Assassin's Creed. Anak dari Bangsawan terkenal dan juga Assassin, Giovanni Auditore, ini mengenal dunia Assassin ketika melihat ayah dan saudaranya (Federico & Petruccio) digantung karena konspirasi licik Templar. Bersama dengan bantuan Assassin lainnya seperti pamannya, Mario Auditore dan tokoh terkenal pada masa itu Leonardo da Vinci dan Niccolo Machiavelli, Ezio berniat mengagalkan rencana busuk Templar di era Renaissance Italia.
Setelah berhasil merebut Apple of Eden dari Rodrigo Borgia tanpa perlu membunuhnya, ia memutuskan bahwa tugasnya selama ini selesai. Ezio kemudian kembali ke markas Assassin di Monterigionni. Sayangnya markas tersebut dikepung oleh anak dari Rodrigo Borgia, Cesare, yang juga berhasil membunuh paman Ezio, Mario. Ia kemudian berhasil menyelamatkan diri dan mengungsi ke Roma. Di sana ia menemukan bahwa rakyat Roma sangat membenci Keluarga Borgia karena telah menyebabkan kehancuran di mana-mana.


Ia kemudian menuju Vatikan untuk membunuh ayah dan anak yang berusaha saling membunuh. Cesare berhasil membunuh sang ayah, merebut Apple of Eden, dan kabur ke Basilica di San Pietro. Namun Ezio berhasil mengejar Cesare dan mengalahkannya (tanpa membunuhnya) untuk merebut Apple of Eden, dan kemudian menggunakannya untuk menghancurkan pasukan Cesare. Tujuh tahun kemudian Ezio, yang kini bergelar sebagai Mentor dari para Assassin di Italia, menuju Viana tempat di mana Cesare berada dan kali ini ia berhasil membunuh Cesare dengan melemparnya dari atas benteng.
Petualangan Ezio berlanjut sampai era keemasan Ottoman, di mana ia berusaha mencari sejarah yang hilang dari ordo Assassin dengan mencari perpustakaan rahasia Altair di Masyaf. Di sana ia berteman dengan Suleiman I (yang dikenal sebagai Suleiman the Magnificent) dan menjalin hubungan dengan wanita bernama Sofia Sarvor. Ezio berhasil menemukan perpustakaan rahasia tersebut dan juga menggagalkan rencana Templar dalam menggulingkan kesultanan Ottoman.


Setelah menemukan perpustakaan rahasia Altair di Masyaf, Ezio pensiun dari ordo Assassin, menikahi Sofia dan memiliki dua orang anak - Flavia dan Marcelo. Ia kembali terlibat dengan ordo Assassin setelah seorang Assassin perempuan dari Cina, Sao Jun, meminta bantuannya untuk membantunya melarikan diri dari Prajurit Kekaisaran Cina. Ezio kemudian berlaku sebagai mentor dari sang Assassin muda untuk membangun kembali cabang dari ordo Assassin di Cina.
Setelah mengalahkan Prajurit Kekaisaran Cina, Shao Jun pun kembali ke negeri asalnya untuk membangun ulang ordo Assassin di sana. Kondisi Ezio yang sudah tidak lagi seperti dulu, semakin  parah setelah membantu Sao Jun mengalahkan para prajurit tersebut. Ia kemudian meninggal dengan damai di bangku pasar Florence, dengan disaksikan oleh keluarganya.


Banyak orang yang menonton kisah akhir Ezio ini di, Assassin's Creed: Embers, menduga bahwa Ezio sebenarnya dibunuh.

2. Altair Ibn-La'Ahad
Protagonis utama dari game pertama selain leluhurnya Desmond Miles, Altair adalah anak dari Umar Ibn-La'Ahad dan istrinya. Maud, yang meninggal setelah melahirkan Altair. Setelah Umar dieksekusi oleh pasukan Salahuddin Al-Ayubbi, karena kegagalan misi dalam membunuh sang sultan yang mengakibatkan seorang bangsawan terbunuh, Altair diadopsi oleh ordo Assassin yang dipimpin oleh Al-Mualim.


Tumbuh menjadi seorang Assassin yang hebat tidak membuat sikap Altair dihormati seperti kemampuannya. Setelah gagal dalam sebuah misi, ia diberi misi khusus oleh Al-Mualim untuk membunuh "Sembilan Target" anggota Templar. Setelah membunuh anggota terakhir, Robert de Sable, ia mengetahui bahwa mentornya Al-Mualim juga merupakan salah satu anggota Templar yang berniat menguasai Piece of Eden untuk dirinya. Altair akhirnya berhasil mengalahkan mentornya, mengamankan Piece of Eden (yang bernama Apple of Eden), dan memenangkan rasa hormat sebagai pemimpin Assassin terbaru.


Ia kemudian menghabiskan sisa hidupnya untuk memimpin ordo Assassin bersama istrinya Maria Thorpe, mantan Templar, sembari mempelajari rahasia di balik Apple of Eden. Selama sepuluh tahun ia melakukan perjalanan bersama istri dan anaknya, Darim, ke dataran Mongolia untuk membunuh Genghis Khan (yang juga diketahui membawa Piece of Eden bernama Sword of Eden, untuk memperluas imperium kekuasaannya). Ditemani oleh anggota Assassin dari Mongolia, Qulan Ghal ia berhasil membunuh sang tiran.


Kembali ke Masyaf ia menemukan bahwa ordo Assassin dipimpin oleh Abass Sofian, setelah ia menurunkan paksa dan membunuh pemimpin pengganti sementara ordo Assassin selama ia pergi: Malik Al-Sayf dan anak kedua dari Altair sendiri, Sef. Altair kemudian berhasil merebut kembali kepemimpinan ordo Assassin di Masyaf dari Abbas, dan membangun ulang ordo Assassin dengan cara memisahkannya menjadi cabang-cabang kecil. Ketika Masyaf diinvasi oleh pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan, ia memberikan kunci dari perpustakaan rahasianya kepada dua bersaudara Niccolo dan Maffeo Polo. Kemudian ia mengunci dirinya sendiri di perpustakaan rahasia tersebut dan menyimpan ingatan terakhirnya, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

3. Connor Kenway/Ratonhnhaké:ton
Anak dari Haytham Kenway sekaligus cucu dari protagonis utama Assassin's Creed IV: Black Flag, Edward Kenway. Connor Kenway atau Ratonhnhaké:ton tumbuh besar bersama ibunya dari suku asli Amerika (Indian) Mohawk selama masa peperangan antara Prancis dan Suku Indian. Setelah diserang oleh sekelompok Templar yang juga membakar kampung halamannya, dan juga ibunya, Connor bersumpah untuk membalas dendam.


Ia kemudian berlatih dibawah naungan Achilles Davenport, dan berusaha untuk membantu Amerika meraih kemerdekaan. Dalam perjalanannya Connor bertemu dengan tokoh-tokoh sejarah seperti George Washington, Benjamin Franklin, benedict Arnold, Israel Putnam, dan tokoh lainnya dalam Revolusi Kemerdekaan Amerika.
Perburuannya dalam mencari amulet khusus untuk membuka ruang rahasia di masa depan (era Desmond Miles) mempertemukannya dengan sang ayah: Haytham. Mereka bekerjasama dalam menjatuhkan Benjamin Church, mengingat ia adalah target yang mereka incar.


Namun sayang perbedaan ideologi membuat mereka berpisah sekali lagi, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri konflik mereka selamanya di New York: Di mana Connor berhasil membunuh sang ayah Haytham. Meski berbeda ideologi, Haytham bangga dengan kekuatan, keberanian, dan kemantapan anaknya terhadap keyakinannya.
Connor adalah protagonis utama dari serial Assassin's Creed yang belum diketahui kematiannya.

4. Desmond Miles
Desmond Miles adalah karakter utama yang memperkenalkan gamers dunia dan cerita dari Asassin's Creed. Meskipun kisahnya tenggelam di antara para leluhurnya, peran Desmond dalam cerita ini tidak bisa dilepaskan. Desmond sendiri adalah anak dari seorang Assassin bernama William Miles. Muak dengan latihan yang dipaksakan ayahnya, Desmond kabur dari rumah dan ditangkap oleh Templar yang saat itu dipimpil oleh Dr. Warren Vidic dan Lucy Stillman. Mereka berniat menggunakan Desmond untuk mencari Piece of Eden yang hanya dapat diketahui dengan cara menelusuri pikiran genetis dari leluhurnya.


Setelah menelusuri riwayat leluhurnya, Altair Ibn-La'Ahad, melalui mesin Animus di perusahaan Abstergo milik Templar, Desmond kabur dari perusahaan tersebut bersama Lucy Stillman. Ia  sendiri adalah seorang Assassin, dan mengenalkan Desmond dengan dua Assassin lainnya: Shaun Hastings dan Rebecca Crane. Dengan bantuan mereka, Desmond kembali menelusuri leluhur lainnya, Ezio Auditore da Firenze.
Terlalu banyak menggunakan Animus membuat Desmond kehilangan kendali atas dirinya dan secara tidak sengaja menyebabkannya membunuh Lucy Stillman. Ia kemudian memasuki kondisi koma dimana pikirannya, secara ajaib menghubungkan dengan dua leluhur sekaligus: Altair dan Ezio. Desmond akhirnya dipertemukan kembali dengan ayahnya, William, dan bersama dengan Shaun dan Rebecca berupaya mengunjungi Grand Temple Hall di New York untuk mencegah kejadian yang akan memusnahkan umat manusia dan dunia.


Di sana ia merasakan pengalaman memori dari leluhur lainnya, Ratonhnhaké:ton atau Connor Kenway, yang memberikan informasi mengenai sebuah ruangan rahasia di Grand Temple Hall. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah pedestal yang akan menyelematkan umat manusia dari kehancuran, namun akan menghilangkan nyawanya. Desmond akhirnya menyentuh pedestal tersebut, membiarkan ketiga Assassin lainnya kabur, dan menyelamatkan umat manusia dari kehancuran sebagai ganti dari nyawanya.

5. Edward James Kenway
Jalan hidup dan karakterisasi Edward Kenway mungkin tidak semenarik anak - cucunya, Haytham dan Ratonhnhaké:ton. Kisah mereka berdua sendiri akan tetap ada dan menarik meski tanpa eksistensi dirinya. Seorang Wales yang beralih profesi menjadi bajak laut demi mencari kekayaan. Edward memutuskan untuk meninggalkan istrinya yang sedang hamil untuk mengadu nasib di Perairan Karibia pada masa Kejayaan Bajak Laut di awal abad ke-18.


Pertemuannya dengan konflik Assassin - Templar pertama kali adalah ketika ia secara tidak sengaja membunuh dan mengambil identitas seorang Assassin yang berusaha berkhianat dengan cara bergabung kepada ordo Templar. Setelah diketahui bahwa ia bukanlah orang yang dicari para Templar, ia ditangkap dan dalam perjalanan kaburnya ia bertemu dengan jurumudinya di masa depan, Adewale, dari kapalnya: Jackdaw.
Sepanjang perjalanannya Edward bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Edward "Blackbeard" Thatch, Bernjamin Hornigold, Mary Read, Charles Vane, dan tokoh lainnya dalam konflik Assassin - Templar. Sifat keras kepala, semaunya, dan gila harta membuat Edward tidak disukai oleh ordo Templar maupun Assassin. Pada akhirnya banyak kawannya mati karenanya atau di tangannya sendiri. Ia pun memutuskan untuk bergabung dengan ordo Assassin untuk memburu para Templar yang ditemuinya selama ini.


Pensiun dari dunia bajak laut, ia kembali ke Inggris bersama putrinya Jenny, istrinya sendiri telah lama mati. Di Inggris ia menikah kembali dengan Tessa Stephenson - Oakley, yang melahirkan anak keduanya: Haytham. Ia melatih Haytham untuk menjadi Assassin kelak. Edward mati pada tanggal 3 Desember, 1735 setelah rumah mereka dijarah oleh sekelompok orang bertopeng, di mana ia berhasil ditusuk oleh salah satu dari mereka dengan pedangnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Our Partners

Resources

Recent Post